twitter facebook rss


Senin, 14 Maret 2011

Belajar CSS

Share this history on :

Apa Itu CSS?

CSS adalah singkatan dari Cascading Style Sheets. Kalau baca di kamus, cascading itu artinya air terjun. Tapi dalam hal ini, yang di maksud adalah, aliran dari suatu kode ke kode lain yang saling berhubungan.
Jadi kalau di tulis lengkap dalam bahasa Indonesia kira-kira arti CSS adalah: kumpulan kode-kode yang berurutan dan saling berhubungan untuk mengatur format / tampilan suatu halaman HTML.

Keuntungan Penggunaan CSS

Jika anda memiliki beberapa halaman website dimana anda menggunakan font arial untuk tulisannya, lalu suatu hari anda bosan dengan arial dan ingin mengganti ke trebuchet, anda harus merubah satu per satu halaman website anda dan merubah tipe font dari arial menjadi trebuchet.
Dengan menggunakan css, dimana semua halaman web memakai css yang sama, anda cukup merubah satu baris kode css untuk merubah font di semua halaman web dari arial ke trebuchet.
Jadi, keuntungan menggunakan CSS, lebih praktis!

Kekurangan Penggunaan CSS

Tidak semua browser mengartikan kode CSS dengan cara yang sama. Jadi kadang-kadang, tampilan web dengan CSS terlihat baik di browser yang satu, tapi berantakan di browser yang lain. Jadi anda harus memeriksa tampilan supaya terlihat baik di semua browser dan menambahkan kode-kode khusus browser tertentu jika memang dibutuhkan agar tampilan web anda terlihat baik di semua browser.

Syntax / kalimat CSS terdiri dari beberapa set peraturan yang memiliki: 1 selector, 1 property, 1 value.
Format penulisan kalimat CSS:
selector { property: value }
Selector itu untuk menunjukkan bagian mana yang hendak diatur / diformat.
Property untuk menunjukkan, bagian (properti) dari selector yang hendak diatur.
Value adalah nilai dari pengaturannya.
Contoh Syntax:
h1 { color: red }
Contoh di atas menunjukkan
Selector: h1
Property: color
Value: red
Kalau diterjemahkan ke kalimat bahasa Indonesia kira-kira begini: Mengatur color dari h1 ke warna merah (red).

Pengelompokan Selectors

Anda dapat menulis satu kode CSS untuk berbagai macam selector dengan cara menggunakan koma. Misalkan anda mau mengatur agar tag h1, h2 dan h3 semua menggunakan warna merah, maka kode CSS nya menjadi:
h1,h2,h3 { color: red }
Perhatikan penulisan h1,h2,h3 yang dipisahkan oleh koma.

Penggunaan Banyak Properties

Untuk mengatur lebih dari satu properties gunakan pemisah titik koma ( ; ).
Contoh:
h1,h2,h3 {color:red; font-family:arial; font-size:150%;}
Pada contoh di atas, tag h1, h2 dan h3 di atur agar menggunakan warna merah, dengan type font arial, dan ukuran font 150%.

Cara Penulisan Yang Baik

Sangat disarankan untuk menulis kode CSS menggunakan beberapa baris dimana pengaturan property dan values nya di indent. Ya cuma biar rapih dan lebih mudah di baca aja sih, ga harus kok.
h1,h2,h3 {
color:red;
font-family:arial;
font-size:150%;
}
Sekarang anda sudah mengerti aturan dasar penulisan kalimat CSS. Pelajaran berikutnya akan mengajarkan anda mengaplikasikan kode CSS ke halaman website.

CSS Comment

Kadang kala, ada baiknya anda menuliskan komentar ke dalam kode CSS anda untuk memberi catatan pengingat.
Anda bisa menggunakan syntax pembuka /* dan penutup */ untuk menuliskan komentar. Segala teks yang berada di antara tag /* dan */ tidak akan dibaca sebagai kode, tapi hanya sebagai catatan untuk diri anda.
/* Tulis komentar anda di sini */
p
{
text-align: justify;
/* Tulis komentar anda di sini */
color: blue;
font-family: arial;
}

Ada 4 cara memasang kode CSS ke dalam kode HTML / halaman web, yaitu:
  • Inline CSS
  • Embed atau memasang kode css ke dalam bagian <head>
  • Nge link ke external CSS
  • Import CSS file
Yuk kita bahas satu per satu…

Inline CSS

Kode CSS dituliskan langsung ke dalam tag HTML yang ingin di format. Penulisan cara ini tidak memerlukan penulisan selector dalam kode CSS.
Cara ini sebaiknya hanya digunakan jika anda mau memformat suatu elemen satu kali saja.
Contoh:
<P style=”color:blue”>
Isi paragraf.
</p>
Pada contoh di atas, elemen paragraf <P> di format agar tulisannya menggunakan warna biru. Elemen paragraf lain, tidak akan menggunakan warna biru, karena format ini hanya berlaku pada elemen paragraf yang ditentukan kode CSS nya.
Penulisan CSS dengan cara ini di mulai dengan kata style: lalu di ikuti dengan syntax property: value.

Embedded CSS

Anda bisa juga menempelkan kode CSS di antara tag <head> dan </head>. Penulisan CSS dengan cara ini diawali dengan tag <style> dan diakhiri dengan tag </style>.
Contoh:
<head>
<style type="text/css" media=screen>
p {color:blue;}
</style>
</head>
Dalam contoh di atas semua elemen <P> dalam halaman web tersebut akan diformat  menggunakan font berwarna biru.

External CSS

Kode CSS external di tulis dalam satu file terpisah yang disimpan dengan akhiran .css. Anda lalu perlu memanggil file CSS tersebut ke dalam semua halaman web yang anda buat. Dengan cara ini, anda hanya perlu memiliki satu set kode CSS yang digunakan untuk semua halaman web anda. Jadi ada dua langkah dalam pengimplementasian CSS dengan cara ini.
Contoh:
  1. Anda membuat satu file dengan notepad atau teks editor lain, dan berinama, misalkan: style.css, lalu tuliskan kode-kode css di dalam file tersebut.
    p {font-family: arial; font-size: small;}
    h1 {color: red; }
  2. Langkah kedua adalah memanggil file style.css dari semua halaman web. Caranya dengan memasukkan kode di bawah ini, di antara tag <head> dan </head>
    <head>
    <link rel=”stylesheet” href=”style.css” type=”text/css”>
    </head>

Import CSS

Anda bisa juga meng-import CSS ke dalam suatu halaman website menggunakan tag import.
Contoh:
@import "style.css";

atau

@import url("style.css");

Penggunaan Lebih dari Satu Kode CSS

Apabila ada lebih dari satu kode CSS untuk satu elemen, maka yang akan digunakan adalah kode yang lebih spesifik.
Misalkan dalam satu halaman web, menggunakan eksternal style sheet untuk memformat elemen H1 sbb:
h1 {
color: red;
text-align: left;
font-size: 8pt
}
Sementara di halaman web yang sama, di antara tag <head> ada kode CSS sbb:
h1 {
text-align: right;
font-size: 20pt
}
Perhatikan bagaimana pemformatan saling bertabrakan, dari eksternal style sheet, text-align=left sementara dari internal style sheet, text-align=right.
Dalam kasus seperti ini, maka yang akan aktif adalah kode yang lebih spesifik, dalam hal ini, internal style sheet lebih spesifik dibandingkan eksternal style sheet.
Jadi, dalam contoh di atas, kode yang akan diimplementasikan adalah sbb:
color: red;
text-align: right;
font-size: 20pt

Masih ingat kan pada pelajaran syntax CSS bagian pertama yang di tulis adalah selector. Pada contoh-contoh di pelajaran sebelumnya, anda melihat penggunaan tag HTML sebagai selector.
Misalkan anda membuat kode CSS untuk tag <h1>. Sekarang bagaimana jika anda ingin memformat tag <h1> dengan warna / property berbeda? Misalkan, anda ingin tag <h1> di kolom kiri berwarna biru sementara tag <h1> di kolom tengah berwarna hitam.
Untuk kasus seperti ini, anda bisa menggunakan Class selector dan ID selector.

Class Selector

Class selector adalah penggabungan beberapa properties yang digunakan lebih dari satu kali.
Cara penulisan Class Selector:
.nama-class {property:value;}
Untuk menempelkan class ke dalam tag HTML:
taghtml.nama-class {Property:value;}
Perhatikan tanda titik di setiap awal nama Class. Jika anda ingin menggunakan class selector di luar kode HTML anda menggunakan tag <div class=nama-class> dan di akhiri dengan tag </div>.
Contoh:
Penulisan kode CSS:
.tengah {text-align:center;}
p.tengah {color:red;}
h1.kiri {color:blue;}
h1.tengah {color:black;}
Pemakaian kode CSS
<div class=tengah>
<p>Teks tengah akan berwarna merah.</p>
<h1 > Tag H1 tengah akan berwarna hitam</h1>
</div>
<h1 class=kiri>Tag H1 kiri akan berwarna biru</h1>
Hasil:
Teks tengah akan berwarna merah.

Tag H1 tengah akan berwarna hitam

Tag H1 kiri akan berwarna biru

ID Selector

ID Selector mirip dengan Class selector. Untuk membedakannya, gunakanlah ID selector untuk memformat bagian yang hanya muncul satu kali dalam satu halaman web, misalnya untuk memformat bagian menu / sidebar.
Cara penulisan ID Selector:
#nama-ID {property:value;}
Untuk menempelkan ID selector ke dalam tag HTML:
taghtml#nama-ID {Property:value;}
Perhatikan tanda # di setiap awal nama ID. Jika anda ingin menggunakan class selector di luar kode HTML anda menggunakan tag <div id=nama-ID> dan di akhiri dengan tag </div>.

CSS dapat memformat font dengan berbagai macam cara mulai dari pengaturan tipe font, ukuran, dll. Saya akan coba bahas satu per satu ya.
  • Font Family
  • Font Size
  • Font Style
  • Font Variant
  • Font Weight
  • Font Color
  • Font Property

CSS Font Family

Kalau anda biasa menggunakan ms word atau aplikasi lainnya dimana anda bisa merubah jenis / tipe font, pasti anda sudah mengenal nama-nama font seperti: arial, verdana, times new roman dll. Nah kalau di CSS kita sebut tipe font ini Font Family.
Cara penulisan:
property -> font-family
value -> nama-nama font, disarankan menggunakan hanya nama-nama font default
Contoh penulisan:
h1 {
font-family: verdana;
}
h2 {
font-family: “times new roman”;
}
Hasil:

Ini adalah Heading 1 (H1) menggunakan font Verdana

Ini adalah Heading 2 (H2) menggunakan font Times New Roman


CSS font size menentukan ukuran font pada bagian tertentu. Dengan menggunakan property ini, memudahkan kita untuk mengatur ukuran font berbeda-beda dalam satu halaman website.
Cara penulisan:
property -> font-size
value -> Ada berbagai macam cara penulisan value sbb:
Menentukan ukuran font secara absolut:
  • xx-small
  • x-small
  • small
  • medium
  • large
  • x-large
  • xx-large
Menentukan ukuran secara relatif:
  • larger
  • smaller
Menentukan berdasarkan ukuran pasti:
  • Menggunakan satuan ukuran px, misalnya: 10px, 12px. Angka negatif tidak diperbolehkan.
Menentukan ukuran berdasarkan persen:
  • Menentukan ukuran lebih besar atau lebih kecil sebesar x% dari ukuran font dari element sebelumnya (parent element). Misalnya: 110% atau 80%.
Contoh penulisan:
h1 {
font-size: 14px;
}
h2 {
font-size: 12px;
}
Hasil:

Ini adalah Heading 1 (H1) menggunakan ukuran pasti 14px

Ini adalah Heading 2 (H2) menggunakan ukuran pasti 12px


CSS font style menentukan kemiringan font di bagian tertentu.
Ada 3 macam style yaitu:
  • normal : default; browser menampilkan font secara normal
  • Italic : browser menampilkan font miring
  • oblique : browser menampilkan font oblique.
Perbedaan italic dan oblique:
Jenis font biasanya memiliki font set miring yang disebut italic. Misalkan, untuk font Trebuchet MS, akan terdapat 2 set font yaitu trebuchet MS true type (normal) dan trebuchet MS italic (miring). Sementara pada penggunaan style oblique, yang dibunakan adalah Trebuchet MS true type yang di miringkan pada saat ditampilkan. Jadi untuk beberapa font, tidak akan tampak perbedaan nyata antara penggunaan style italic dan oblique.
Cara penulisan:
property -> font-style
value -> normal, italic, oblique
Contoh penulisan:
h1 {
font-size: 14px;
font-style: italic;
}
h2 {
font-size: 12px;
font-style:oblique;
}
Hasil:

Ini adalah Heading 1 (H1) menggunakan style italic

Ini adalah Heading 2 (H2) menggunakan style oblique


Properti font variant digunakan untuk menampilkan font dalam huruf kapital kecil. Jadi semua huruf non kapital akan berubah menjadi huruf kapital, tetapi ukuran nya tetap sama. Perlu diketahui, tidak semua jenis font dapat menggunakan properti ini.
Cara penulisan:
property -> font-variant
value -> small-caps
Contoh penulisan:
h1 {
font-size: 14px;
font-variant: small-caps;
}
Hasil:

Ini adalah Heading 1 (H1) menggunakan properti font variant


Properti font weight digunakan untuk mengatur ketebalan font.
Cara penulisan:
property -> font-weight
value ->
normal
bold – tebal
bolder – lebih tebal
lighter – lebih tipis
100
200
300
400 – normal
500
600
700 – bold
800
900
Contoh penulisan:
h1 {
font-size: 14px;
font-weight: bold;
}
h2 {
font-size: 14px;
font-weight:100;
}
Hasil:

Ini adalah Heading 1 (H1) menggunakan font weight bold

Ini adalah Heading 2 (H2) menggunakan font weight 100


Properti color digunakan untuk menentukan warna font. Sebenarnya properti color bukan lah bagian dari properti font.
Cara penulisan:
property -> color
value ->
nama warna – contoh: red, black, white
hexadesimal – contoh: #ff0000
RGB – contoh: rgb(0, 220, 98)
Contoh penulisan:
h1 {
font-size: 14px;
color: red;
}
h2 {
font-size: 14px;
color: #0000ff;
}
Hasil:

Ini adalah Heading 1 (H1) menggunakan warna merah

Ini adalah Heading 2 (H2) menggunakan warna biru


Baca Juga ;

Belajar Javascript
Belajar Bahasa C

PHP
Internetku ko lambat banget ya,,
Sejarah Komputer

0 komentar:

Posting Komentar